Minggu, 06 Januari 2013

Jenis Strategi Belajar Mengajar

Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain: 
       1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
  • Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi. Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
  • Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.

    2.
    Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
  • Strategi Belajar Mengajar Ekspositorik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentukkan sistem intruksional mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Dalam strategi ini tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsi dan konsep yang dipelajari. Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek dari komponen yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung.
  • Strategi Belajar Mengajar Heuristik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan.

    3.
    Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
  • Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
  • Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.
    Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.

    4.
    Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
  • Strategi Klasikal
  • Strategi Kelompok Kecil
  • Strategi Individual.

    5.
    Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa
  • Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
  • Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media

Pengelolaa Kelas

Pengelolaan kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi, (4) luwes, (5) penekanan pada hal-hal positif, (6) penanaman disiplin diri.
Ketrampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal.
a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas.
b) Membagi reaksi secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik terhadap gangguan di kelas.
d) Memberi petunjuk dan teguran secara jelas dan bijaksana.
2. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, dengan cara:
1) Modifikasi perilaku:
a) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan.
b) Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan.
c) Mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.
2) Pengelolaan kelompok dengan cara (1) peningkatan kerjasama dan ketertiban, (2) menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.
3) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah:
a) Pengabaian yang direncanakan.
b) Campur tangan dengan isyarat.
c) Mengawasi secara ketat.
d) Mengakui perasaan negatif peserta didik.
e) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
f) Menghilangkan ketegangan dengan belajar dan mengekang secara fisik.

jenis-jenis instrumen


1. Test Yang dimaksud dengan metode tes adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahuipengetahuan yang dimiliki seseorang dengan menggunakan soal  soal isian dengan batasantertentu. Tes digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi kemampuan ataubakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok dan sebagainya yang telah dipilih dengan sempurnadan standart tertentu.Metode tes yang digunakan pada ini adalah ulangan harian yang dilakukanpada akhir siklus guna memperoleh data yang diinginkan.
2. Angket /Kuisioner Metode angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalanmengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada sejumlah individu dan individuyang diberidaftar pertanyaan orang yang diinginkan langsung datanya yaitu siswa. Dikatakan angket tertutup,karena pertanyaan  pertanyaan dalam angket sudah disediakan alternatif  alternatif jawaban dansiswa tinggal memilih salah satu jawaban tersebut. Pada penelitian ini metode angket digunakanuntuk tersebut diminta untuk memberikan jawaban secara tertulis pula. Pada penelitian inidigunakan sejumlah angket langsung dan tertutup. Dikatakan angket langsung, karena individu yangdiberi agket tersebut adalah mengetahui pendapat siswa terhadap pelajaran matematika terutama pada pokok bahasan Logika Matematika. Sedang angket yang digunakan adalah angket langsung dantertutup .
3. Observasi.
Didalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut dengan pengamatan,meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.Jadi mengobservasi adalah pengamatan langsung melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,peraba dan pengecap. Disini guru sebagai peneliti melakukan pengamatan terhadap segalafenomena yang muncul dalam setiap siklus. Kehadiran guru sebagai penelitidan kolaborator tidakdiketahui obyek penelitian, karena observasi yang dilakukan adalah obserasi partisipasif dalambentuk team teaching. Teknik observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi denganmenggunakan format yang sudah disiapkan sehingga kolaborator (check list) pada lembarobservasi.(Ö) tinggal memberi tanda.
4. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancaraditentukan oleh beberapa factor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi.Faktor-faktortersebut ialah pewawancara, responden, topic penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan,dan situasi wawancara.
5. Studentt Evaluation of Educational Quality
Instrumen SEEQ (Students Evaluation of Educational Quality) dikembangkan oleh Marsh (1982) dandirancang untuk mengukur keefektifan pengajaran, dan pada dasarnya mengukur mutu interaksiantara fakultas dengan mahasiswa terutama selama berada di kelas dan pada saat mentransferinformasi dari fakultas kepada mahasiswa atau memotivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran.
6. Servperf 
Instrumen SERVPERF dikembangkan sebagai kritik terhadap instrumen SERVQUAL (Cronin & Taylor,1992) dan digunakan untuk mengukur kinerja mutu layanan dalam industri jasa. Beberapa penelitibidang pendidikan mengadopsi SERVPERF untuk digunakan dalam bidang pendidikan diantaranyaBaron (2000), Holdford & Reinders (2001).
7. Adult Classroom Environment Scale
Adult Classroom Environment Scale (ACES). Darkenwald dan Valentine (1986), mencatat kurangnyadata penelitian dalam lingkungan psikososial pembelajaran di kelas untuk pendidikan orang dewasa.Menurut mereka ditemukan banyak fakta bahwa skala lingkungan pembelajaran di kelas yang adadirancang hanya untuk kelas-kelas pada sekolah dasar dan menengah dan itu tentu tidak valid untukpenelitian yang ditujukan untuk pendidikan orang dewasa.
8. Cucei
Instrumen CUCEI . Fraser et al. (1996) telah mengembangkan suatu instrumen lingkunganpembelajaran di kelas di tingkat universitas atau sekolah tinggi, yakni kuisener College and UniversityClassroom Environment Inventory disingkat CUCEI. Sebagai mana instrumen yang sejenis merupakanskala yang dapat memprediksi hasil belajar siswa dengan apa yang terjadi pada lingkunganpembelajaran di kelas, dan juga mencerminkan pandangan baru dalam belajar secara kognitif.

belajar dan pembelajaran


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

MANAJEMEN PEMBELAJRAN & INTRUKSI PENDIDIKAN


Pembelajaran adalah usaha sitematis memungkinkan terciptanya pendidikan demi meraih internalisasi perubahan secara terus-menerus (dinamika)dalam prilaku dan pemikiran manusia. Maka, intensitas dan efektifitas hasil endidikan (out-put/graduated) sangat ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan intruksi yag dijalankan dalam lembaga pendidikan tersebut.
                Ada 6 hal besar (mainstream) dalam Metode Manajemen Mutu Pendidikan (TQM) berbasis psikologi pendidikan:
·         Memahmi sifat dasar setiap pengetahuan : meneliti pengetahuan-pengetahuan yang memungkinkan terciptanya perubahan prilaku,mulai dari proses observasi dan sampai pencontohan (terapan).
·         Penelitian pengetahuan sebagai pemikiran (wacana),perubahan-perubahan gagasan serta pengaruh perbahan-perubahan tersebut dalam diri anak didik (siswa)
·         Berbagai implikasi dari sifat dasar pengetahuan untuk merancang sebuah proses pembelajaran
·         Meunjukan beberapa semple perancanaan pembelajaran yang sistematis dan strateginya agar perencanaan-perencanaan tersebut berjalan lebh efeltif
·         Mengefaluasi masalah-masaah yang muncul dalam usaha mengkordinasikan berbagai aspirasi yang diterima para guru dari kelompok-kelompok siswa-termasuk bagaimana mengelola masalah prilaku
·         Membedah keutuhan-kebutuhan umum dan khusus ara siswa yang berkaitan erat dengan proses pembelajaran di dalam kelas-kelas
Selain faktor detail dan validitas format manajemen untuk pembelajran yang ditawarka di sini,ini juga di dukung oleh kemudahnnya untuk di terapkan dan metedologi penelitiannya yang berbasisnya pskologi pendidikan .